Ngeri juga rasanya ketika banyak kita dapati remaja putri bahkan para
ibu sekalipun amat biasa mengenakan celana legging di luar rumah. Kini
celana super ketat dan tipis yang dikenakan oleh kaum hawa ini sudah
biasa kita jumpai di tempat-tempat umum seperti di mall, kampus dan tempat keramaian lainnya. Ironisnya, para muslimah yang sudah mengenakan jilbab pun jadi kepincut untuk mengenakannya juga. Katanya, fashion!
Tak peduli apakah ia gemuk, ia langsing, ia kutilang, mereka tetap
enjoy saja melenggang berjalan di keramaian mengenakan celana legging
yang mempertontonkan bentuk lekuk kakinya.
Yah,
fenomena legging memang membuat miris bagi para kaum hawa yang sudah
mengerti bagaimana berpakaian sesuai syariat Islam. Saat melihat seorang
wanita berjilbab mengenakan bawahan legging dengan atasan yang hanya
sampai selutut atau bahkan hanya sampai menutup pantat, reflek akan
muncul komentar, “Kok tega-teganya sih berjilbab tapi bawahannya pakai
celana legging?” Bahkan masyarakat awam pun juga ikut berkomentar
miring, “Jilbaban kok ya masih pakai celana legging?” atau Atas jilbaban
tapi kok bawahannya ketat?”. Miris…
Ada
pula celana legging yang sedemikian ketat masih pula dipadukan dengan
atasan yang ketat pula. Sudah pasti setiap lekuk tubuhnya akan terlihat
jelas, bahkan (maaf) sampai memperlihat garis-garis celana dalamnya.
Tumpukan lemak yang berlebih pun tak menghalangi bagi mereka untuk
mengikuti fashion, mengenakan celana legging. Padahal di atasnya, meskipun mini dan tipis, mereka berusaha menutupi kepalanya dengan jilbab.
Tentu
pemandangan seperti ini jadi “santapan gratis” bagi para kaum adam yang
tidak bisa menjaga pandangannya. Bagian-bagian yang menonjol dari
tubuhnya—saking ketatnya pakaian yang dikenakan—jadi nampak jelas. Tentu
ini mengundang nafsu birahi bagi kaum adam yang melihatnya.
Sayangnya,
banyak kaum hawa justru tidak terlalu mempedulikan hal ini. Entah atas
alasan apa mereka tetap nekat mengenakan celana legging yang dengan
jelas memperlihatkan bentuk lekuk kakinya dan menjadi “konsumsi” bebas
bagi berpasang-pasang mata yang tidak halal melihatnya. Termakan
fashionkah? Bisa jadi. Yang jelas, mengenakan celana legging sudah
menjadi trend saat ini. Dipadukan dengan atasan dengan berbagai mode membuat
para kaum hawa terutama remaja tak terkecuali bagi yang muslimah
sekalipun jadi kepincut untuk ikut mengenakannya juga. Karena inilah,
celana legging sudah bukan menjadi hal yang tabu lagi untuk dikenakan di
tempat umum mengingat jumlah penggunanya yang kian menjamur.
Asal Usul Celana Legging
Celana
legging bukanlah jenis celana yang mendadak muncul kemarin sore.
Legging, awalnya merupakan celana penghangat dan pelindung, dan dipakai
pertama kali oleh kaum pria di Eropa sejak abad 14 sampai 16 (zaman
Renaissance). Di Amerika, beberapa penduduk aslinya menggunakan kulit
rusa jantan sebagai bahan dasar legging yang mereka pakai. Kulit rusa
jantan yang tebal dan halus yang digunakan sebagai bahan dasar ini
dipercaya dapat menghangatkan di udara dingin. Hingga kini di beberapa
tempat, khususnya di negara yang beriklim dingin seperti Rusia, kaum
pria tetap memakai legging sebagai penghangat.
Tahun 1940,
tepatnya pada perang dunia ke II, para prajurit perang juga menggunakan
legging yang berfungsi sebagai pelindung dari kotoran dan binatang
berbahaya yang dapat menerobos masuk ke dalam pakaian dan sepatu mereka.
Selain itu para prajurit ini menggunakan legging untuk melindungi
mereka dari kecelakaan seperti cidera ankle dan lainnya. Kita lihat pada
film-film kolosal yang prajuritnya menggunakan leging bukan?
Pada
tahun 1980-an legging menjadi tren di Indonesia. Dengan pakaian ala
senam dan olahraga yang menjadi simbol 80-an (Film yang lagi marak saat
itu DKI Warkop), celana legging menjelma sebagai bagian tak terpisahkan
pada masa itu. Dan pada tahun 2005-an, celana legging kembali menjadi
sorotan publik. Celana legging yang seharusnya hanya sebagai pakaian
dalam ini berubah fungsi menjadi fashion. Banyak yang memadupadankan
celana legging dengan kemeja panjang, jaket dan lain-lain. Warnanya pun
semakin beragam dengan berbagai motif, tidak sekadar hitam polos saja.
Dalam perkembangannya, muncul celana legging dengan bahan yang mengkilat
dan celana legging dengan motif celana jeans (jegging).
Legging dan Lemmingisme
Legging
yang menjadi tren dalam berbusana sekarang ini amat dekat kaitannya
dengan lemmingisme. Lemmingisme merupakan sebuah paham ikut-ikutan tanpa
tahu dasar untuk apa mengikuti. Entah benar, entah salah, entah sesat,
langsung saja diikuti. Lemming sendiri sebetulnya merupakan sejenis
binatang pengerat yang selalu bergerombol dalam satu komunitas besar.
Jika yang paling depan bergerak ke satu arah, maka semua mengikuti tanpa
tahu akan dibawa kemana. Malah tak jarang, lemming identik dengan jenis
hewan yang terkadang melakukan bunuh diri berjamaah karena pemimpinnya
membawa pengikutnya mencebur bersama-sama ke dalam sungai.
Sementara
fenomena legging ini sangat bisa kita kaitkan dengan lemming, karena
sebagian besar pemakai tidak tahu sejarah legging, apa fungsinya, kapan
dan dimana pakaian jenis legging ini dikenakan. Mereka umumnya hanya
sekadar ikut-ikutan tren saja karena dinilai akan terlihat ‘ramping’
jika mengenakannya tanpa mempedulikan malah memperlihatkan bentuk
lemaknya, atau apakah agama melarang atau tidak.
Bagaimana Islam Memandangnya?
Dalam
pandangan Islam mengenakan celana legging yang menonjolkan bentuk lekuk
tubuhnya dan dipakai di tempat terbuka jelas dilarang. Bahkan dalam
sebuah hadits dijelaskan bahwa wanita yang berpakaian tetapi telanjang
(masih memperlihatkan bentuk lekuk tubuhnya) tidak akan mencium baunya
syurga. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Ada dua golongan penghuni
neraka yang aku belum melihatnya, yaitu kaum yang membawa cambuk
seperti ekor sapi, mereka gunakan untuk mencambuk orang-orang. Dan
wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang
menggeleng-gelengkan kepala mereka seperti punuk unta yang miring,
mereka tidak akan masuk surga dan tidak pula mencium baunya, padahal bau
surga itu sudah tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian”. [HR. Muslim 4 : 2192]
Pemakaian
celana legging tentu akan menjadi maklum jika hanya digunakan sebagai
dalaman dari dress yang panjang dan lebar yang menutup aurat, ataupun
sebagai dalaman dari rok panjang dengan atasan yang panjang dan lebar
pula. Mengenakan celana legging tetapi baju atasnya hanya sampai selutut
dan membiarkan dua kakinya hanya dibalut oleh kain legging yang ketat,
hal ini tentu juga dilarang karena masih memperlihatkan bentuk lekuk
kakinya.
Semoga kaum hawa khususnya bagi para muslimah tidak ikut-ikutan terbawa oleh fashion yang
bertentangan dengan tuntunan Islam. Islam sangat menjaga wanita dengan
mewajibkan mengenakan jilbab, menjulurkan hingga dada, berpakaian yang
longgar dengan tidak memperlihatkan bentuk lekuk tubuhnya dan menutup
semua auratnya. Sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam QS Al-Ahzab ayat
59 berikut, “…Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu…”
Sayang, kebanyakan wanita yang mengaku beragama Islam justru tidak mengindahkan perintah-Nya ini.
Allahu’alam